Kamis, 02 April 2015

MAKALAH
METODE PENGEMBANGAN PEMASARAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah            : Kewirausahaan
Dosen Pengampu     : M. Izza MSI
Kelas                       : B





Disusun Oleh :
1.      Nafrotul Dibalik        (2021 111 245)
2.      Maghfiroh             (2021 111 246)
3.      Labibah                 (2021 111 254)
4.      Abdul Khalim       (2021 111 2

PROGRAM STUDI PAI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2014






BABI
LATAR BELAKANG

Sepintas lalu pasar diartikan sebagai suatu tempat dimana dijumpai sejumlah penjual yang menjual barang dan pembeli yang membeli barang. Oleh karena dapat dilihat wujudnya baik dari bangunan yang sifatnya sementara ataupun permanen, maka pasar seperti ini disebut pasar konkrit. Dalam ilmu ekonomi pengertian psar adalah keadaan dimana terjadi kekuatan permintaan dan penawaran yang seimbang dari barang atau jasa. Keseimbangan kekuatan antara permintaan (konsumen) dan penawaran (penjual tidak dapat dilihat dikarenakan peristiwa atau kejadiannya tidak berupa wujud sebagai suatu bangunan, oleh karena itu disebut pasar abstrak.
Pemasaran (marketing) adalah proses sosial dan proses manajerial yang memungkinkan individu/kelompok memperoleh apa yang dibutuhkannya dan apa yang diinginkannya [=wants] melalui proses pertukaran. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas startegi dalam pemasaran, baik dalam bentuk strategi produk, harga, tempat dan strategi dalam promosi pemasaran.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Strategi Pemasaran
1.      Pengertian Pemasaran
Definisi pemasaran yaitu kegiatan meneliti kebutuhan dan kegiatan konsumen (probe), menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (product), menentukan tingkat harga (price), mempromosikan agar produk mudah di kenal konsumen (promotion), dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen (place), maka tujuan pamasaran adalah bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan, disukai, dibutuhkan, dan dibeli konsumen.[1]
Dalam perusahaan bisnis, pemasaran menghasilkan pendapatan yang dikelola oleh orang-orang keuangan dan kemudian didayagunakan oleh orang-orang produksi untuk mencipta produk atau jasa. Tantangan bagi pemasaran adalah menghasilkan pendapatan dengan memenuhi keinginan para konsumen pada tingkat laba tertentu tanpa melupakan tanggung jawab sosial[2].
Strategi pemasaran menurut Kotler adalah sejumlah tindakan terintegrasi yang diarahkan untuk mencapai keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. Sedangkan Zikmund dan D’Amico menegaskan ada tiga langkah utama dalam pengembangan strategi pemasaran, yaitu mengidentifikasi dan menilai peluang, menganalisis segmen-segmen pasar dan memilih pasar sasaran, merencanakan strategi bauran pemasaran yang akan memuaskan kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan sesuai dengan tujuan organisasi.
2.      Strategi Pemasaran
Inti pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok, yaitu segmentasi, penentuan pasar sasaran, dan penetapan posisi. Ketiga langkah ini sering disebut STP (segmenting, targetting, positioning) (Kotler dan Amstrong, 2004). [3]
a.       Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar adalah proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisia perbedaan antara pembeli di pasar.
Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:
1)      Demografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis seperti: Usia, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan, geografis.
2)      Psikografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan lain-lain.
3)      Perilaku
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi konsumen ke dalam segmen-segmen berdasarkan bagaimana tingkah laku, perasaan, dan cara konsumen menggunakan barang/situasi pemakaian, dan loyalitas merek.
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
1)      Measurable: Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
2)      Accessible: Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
3)      Substantial: Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
4)      Differentiable: Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
5)      Actionable: Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.[4]
b.       Target Pasar
Penentuan pasar sasaran yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen psar untuk dimasuki maupun dilayani. Sedangkan menurut Solomon dan Elnora, Target market ialah “Group that a firm selects to turn into customers as a result of segmentation and targeting”.
Dalam upaya memutuskan memasuki suatu pasar, ada beberapa kemungkinan strategi yang bisa diterapkan perusahaan:
1)      Pemasaran dibeda-bedakan
Suatu strategi pemasaran dengan memasarkan satu jenis produk untuk semua pembeli. Dalam strategi ini yang dianggap penting adalah kesamaan kebutuhan setiap pembeli, bukan pada perbedaannya. Oleh karena itu, kebijakan pemasaran dirancang untuk penjualan massal. Seiring dengan penjualan yang terus meningkat itu, maka biaya pemasaran dan operasi akan menurun. Itu berarti ditunjukkan pada segmen pasar yang paling luas. Jika perusahaan lain menggunakan cara serupa dalam menguasai pasar, maka akan terjadi persaingan sangat keras.
2)      Pemasaran Differentiated
Suatu strategi dalam memasuki pasar dengan memilih pasar tertentu sebagai target dan berusaha untuk melayani kebutuhan pasar tersebut dengan sebaik mungkin. Dengan cara ini perusahaan memungkinkan untuk mendesain program pemasaran secara lebih terarah. Dengan cara ini diharapkan penjualan akan meningkat dan posisi perusahaan di segmen yang dipilih semakin kokoh. Tentu cara ini juga mempunyai efek negatif, yaitu semakin meningkatnya biaya.
3)      Pemasaran terkonsentrasi
Dengan cara ini perusahaan berusaha melayani pasar yang terkonsentrasi. Untuk itu dipilih satu segmen pasar yang akan dilayani kebutuhannya secara baik. Hal ini mengingat terbatasnya kemampuan perusahaan. Dengan terkonsentrasinya sumber daya diharapkan pelaksanaan kegiatan pemasaran akan lebih terarah untuk menghasilkan volume yang terus berkembang.
c.       Penentuan Posisi
Penentuan posisi yaitu tindakan membangun dan mengkomunikasikan manfaat produk yang istimewa dari produk di dalam pasar.[5] Menurut Solomon, dan Elnora (2003:235), Positioning ialah “Developing a marketing strategy aimed at influencing how a particular market segment perceives a good or service in comparison to the competition”.
Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana suatu produk dapat dibedakan dari para pesaingnya. Ada beberapa positioning yang dapat dilakukan:
1)      Positioning berdasarkan perbedaan produk
2)      Positioning berdasarkan atribut produk atau keuntungan dari produk tersebut
3)      Positioning berdasarkan pengguna produk
4)      Positioning berdasarkan pemakaian produk
5)      Positioning berdasarkan pesaing
6)      Positioning berdasarkan kategori produk
7)      Positioning berdasarkan asosiasi
8)      Positioning berdasarkan masalah[6]
d.   Penelitian dan Pengembangan Pasar
Langkah pertama dalam kegiatan pemasaran adalah meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen. Berapa jumlahnya, bagaimana daya belinya, dimana tempat konsumennya, dan berapa permintaanya, kesemuanya merupakan informasi penting bagi pemasaran baru.
Menurut Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl, keunggulan bersaing perusahaan baru terletak pada perbedaan (deferensiasi) perusahaan tersebut dengan pesaingnya dalam hal : (a) kualitas yang lebih baik, (b) harga yang lebih murah, (c) lokasi yang lebih cocok, lebih dekat, lebih cepat, (d) seleksi barang dan jasa yang lebih manarik, (e) pelayanan yang lebih menarik dan memuaskan konsumen, dan (f) kecepatan, baik dalam pelayanan maupun dalam penyaluran barang. Oleh sebab itu menurut Zimmer, bagi usaha baru sangatlah cocok untuk menerapkan strategi “market driven”. Strategi ini dibagun berdasarkan enam fondasi, yaitu :
·      Orientasi konsumen
·      Kualitas
·      Kenyamanan dan kesenangan
·      Inovasi
·      Kecepatan
·      Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
B.     Strategi Produk dan Harga
1.      Produk (Product)
Perlu diingat bahwa produk  selalu mengalami daur hidup (product live cycle) yang terdiri atas beberapa tahapan:
a.       Tahap Pengembangan
Pengembangan produk baru merupakan bagian terpenting dalam pemasaran. Namun demikian, dalam tahapan produk ini menimbulkan resiko yang besar dan  hampir 80% produk gagal.
b.      Tingkat Pengenalan
Pada tahap ini produk baru diperkenalkan kepada konsumen potencial. Karena masih kurang diterima di pasar, maka produk baru harus mencoba menerobos pasar yang sudah ada dan bersaing dengan produk yang sudah ada. Untuk memperkenalkan produk baru, promosi dan periklanan harus lebih gencar agar produk ini dikenal oeh konsumen, terutama potensial.
c.       Tahap Pertumbuhan Penjualan
Setelah barang itu dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut mulai masuk dan diterima oleh konsumen atau disebut juga tahapan pertumbuhan penjualan. Konsumen mulai membandingkan produk dalam jumlah yang cukup besar, sehingga volume penjualan meningkat dan begitu pula keuntungan.
d.      Tingkat Kematangan
Pada tahap kematangan, volume penjualan terus meningkat dan profit margin mencapai puncaknya, tetapi kemudian menurun karena masuknya persaingan baru ke pasar.
e.       Tahap Kejenuhan
Pada tahap ini, penjualan mencapai puncaknya dan konsumen mulai jenuh terhadap produk tersebut. Oleh sebab itu, pada tahap inilah inovasi produk harus dimulai.
f.       Tahap Penurunan
Tahap ini adalah tahap lingkaran akhir daur hidup produk. Hasil penjualan penjualan produk secara terus-menerus mulai menurun, produk-produk lama mulai diobral dan cuci gudang, otomatis profit margin juga turun secara drastis. Apabila produk mencapai tahap penurunan, tidak berarti merupakan tahap kegagalan karena setiap produk yang telah populer akan selalu diperbaiki kemabali.
2.      Harga (Price)
Harga yang tepat adalah harga yang terjangkau dan harga yang paling efesien bagi konsumen. Wirausaha bisa menciptakan harga yang paling efesien dengan inovasi dan kreatifitasnya. Menetapkan harga yang tepat memerlukan banyak pilihan, tidak saja berdasarkan intuisi, perasaan, tetapi juga harus berdasarkan informasi, fakta dan analisis di lapangan. Wirausaha harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam menentukan harga, diantaranya adalah:
a.       Biaya barang dan jasa
b.      Permintaan dan penawaran pasar
c.       Antisipasi volume penjualan produk dan jasa
d.      Harga pesaing
e.       Kondisi ekonomi
f.       Lokasi usaha
g.      Fluktuasi musiman
h.      Faktor psikologis pelanggan
aku m.        Bunga kredit dan bentuk kredit, dan
j.        Sensifitas harga pelanggan (elastisitas permintaan)
Selain harus mempertimbangkan faktor-faktor di atas, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan harega yang menarik bagi konsumen.
a.       Menentukan harga dasar dan harga jual barang yang berbeda-beda
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan harga, yaitu:
·         Biaya penjualan dan biaya barang
·         Biaya yang dimiliki pesaing
·         Elastisitas permintaan barang
b.      Memberikan potongan harga yang bervariasi,  misalnya
·         Potongan penjualan tunai
·         Potongan penjualan dengan pembelian tunai
·         Dan sistem diskon dari hadiah
c.       Memberikan keringanan waktu pembayaran, yakni dengan;
·         Pembayaran di muka
·         Pembayaran di belakang
·         Pembayaran kredit atau cicil
C.    Strategi Tempat
Tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling strategis, menyenangkan dan efisie. Untuk mnecapai sasaran tempat yang baik dapat dilakukan dengan jalan berikut:
a.      Perbanyak saluran distribusi, mksalkan langsung ke konsumen atau tidak langgung, yaitu melalui para agen.
b.      Perluas Sekmentasi atau cukupnya, misal sekmen lokal, regional, nasional, internasional.
c.      Tata lay out usahanya, misalkan tata etalase dan posisinya.
d.     Gunakan cara penyampaian barang seefisien mungkin.
e.      Mengubah-ubah persediaan dari gudang yang satu ke gudang yang lain.
Ada dua saluran distribusi yang masing-masing sangatlah berbeda, yaitu:
a.      Saluran distribusi untuk barang industri.
Untuk barang-barang industri pada umumnya hanya ada dua saluran, yaitu: 
1)      Dari pabrik ke industri pemakai
2)      Dari pabrik ke pedagang besar (grosir), lalu ke indutri pemakai
b.      Saluran distribusi untuk barang konsumsi.
Saluran untuk barang-barang konsumsi memiliki empat saluran distribusi, yaitu dari pabrik :
1)      Itu KONSUMEN
2)      Ke pedagang kecil lalu ke konsumen
3)      Ke pedagang besar (grosir) lalu ke konsumen
4)      Ke pedagang besar lalu kepedagang besar ke pedagang kecil atau eceran (reatiler) dan ke konsumen.
D.    Promocy Revolusi
Agar barang dan jasa yag kita produksi dikenal, diketahui, dibutuhkan, dan diminta konsumen, maka wirausaha harus segera melakukan usaha-usaha yang dapat dilakukan dengan periklanan dan promosi. Oleh karena itu, promosi merupakan cara mengkomunikasikan barang-barang dan jasa yang akanditawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli. Sesuai dengan fungsi promosi, yaitu menginformasikan (informed), membujuk (persuaded), mengingatkan (reminded), dan mempengaruhi (influenced), maka dengan cara promosi barang dan jasa yang dihasilkan akan mudah dikenal oleh konsumen. Berikut ini ada beberapa jenis promosi.
1.      Periklanan; misalnya melalui media cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, TV, internet, dan lain-lain)
2.      Promosi penjualan; misalnya melalui pameran/eksibisi dagang, hiburan, dan lain sebagainya.
3.      Wiraniaga; mempromosikan langsung barang itu ke konsumen sasaran dengan membawa poster
4.      Pemasaran langsung; langsung menghubungi konsumen
5.      Humas (hubungan masyarakat); mempublikasikan barang kita melalui poster billboard, pamflet, dan lain sebagainya.[7]



BAB III
PENUTUP

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa promosi adalah salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan suatu perusahaan terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang pesat, maka promosi merupakan salah satu senjata ampuh bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha.
Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoleh dan berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas.
Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk melaksanakan promosi dengan strategi yang tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. Promosi yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan perusahaan. Dimana harus diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan besarnya manfaat yang diperoleh kegiatan promosi yang dijalankun perusahaan.
Sebagaimana diketahui bahwa keadaan dunia usaha bersifat dinamis, yang selalu mengalami perubahan yang terjadi setiap saat dan adanya keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Disamping itu strategi pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau paduan pada beberapa sasaran pasar.



DAFTAR PUSTAKA

Basrowi. 2011. Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia
Thamrin dan Francis Tantri, Abdullah. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada
http://sondis.blogspot.com/2013/04/perkembangan-strategi-pemasaran. html



[1] Basrowi, Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi, (Bogor: Ghalia Indonesia,2011) hlm 133-134
[2] Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2013), hlm.1
[7] Basrowi, pada. cit., hlm 135-143

Tidak ada komentar:

Posting Komentar